Sponsors

Jumat, 26 Juli 2019

BARISAN DAN DERET BILANGAN

Pengertian dan Jenis Pola Bilangan


Pernahkah Anda bermain ular tangga? Untuk memainkan permainan ular tangga Anda memerlukan sebuah dadu. Jika anda perhatikan, di setiap sisi dadu tersebut memiliki memiliki bilangan-bilangan yang digambarkan dalam bentuk bulatan-bulatan kecil (disebut noktah atau titik), seperti gambar di bawah ini. 
Bulatan-bulatan kecil tersebut mewakili bilangan-bilangan yang ditentukan. Satu bulatan mewakili bilangan 1, dua bulatan mewakili bilangan 2, dan begitu seterusnya hingga enam bulatan yang mewakili bilangan 6. Uniknya, penulisan noktah-noktah tersebut ternyata mengikuti pola yang didasarkan pada bentuk bangun datar atau bangun ruang.
Jika mengamati dadu tersebut, diurutkan dengan suatu aturan tertentu sehingga bilangan-bilangan pada dadu tersebut membentuk suatu barisan. Jadi pola bilangan merupakan suatu bilangan dengan aturan tertentu akan membentuk suatu barisan bilangan yang teratur.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat pola bilangan. Suatu barisan bilangan dapat ditunjukkan dengan pola-pola. Berikut beberapa contoh pola bilangan, yakni:
a. Barisan 1, 3, 5, 7, 9 ... disebut barisan bilangan ganjil. Gambar polanya seperti gambar berikut.
b. Barisan 2, 4, 6, 8, .... Barisan ini disebut barisan bilangan asli genap.
Gambar polanya seperti gambar berikut.
Iklan
c. Barisan 1, 3, 6, 10, . .. Barisan ini disebut barisan bilangan segitiga. Gambar polanya seperti gambar berikut.
d. Barisan 1, 4, 9, 16, . .. Barisan ini disebut barisan bilangan segiempat. Gambar polanya seperti gambar berikut.
e. Barisan 2, 6, 12, 20, . .. Barisan ini disebut barisan bilangan persegi panjang. Gambar polanya seperti gambar berikut.
 

Pola Bilangan Pada Segitiga Pascal

Segitiga pascal ini sudah anda pelajari pada saat kelas VII, materi ini sangat penting dipelajari karena hampir disetiap jenjang di SMP dapat materi ini. Bahkan sampai jenjang SMA pun materi ini akan muncul kembali. Perlu anda ketahui bahwa susunan bilangan pascal telah dikenal di Cina kira-kira tahun 1300. Susunan bilangan itu dinamakan Segitiga Pascal, setelah matematikawan Perancis, Blaise Pascal mempublikasikan pola ini pada tahun 1653.
Bilangan-bilangan yang disusun menggunakan pola segitiga Pascal memiliki pola yang unik. Hal ini disebabkan karena bilangan yang berpola segitiga Pascal selalu diawali dan diakhiri oleh angka 1. Selain itu, di dalam susunannya selalu ada angka yang diulang.
Adapun bentuk dari bilangan pada segitiga itu tampak dalam di bawah ini.
Jika diamati dengan cermat, bilangan-bilangan yang terdapat pada segitiga Pascal memiliki pola tertentu, yaitu dua bilangan yang berdekatan dijumlahkan untuk mendapatkan bilangan pada baris selanjutnya. Segitiga Pascal dapat digunakan untuk menentukan koefisien pada suku banyak (x + y)n dengan n bilangan asli.

Perbedaan Barisan dan Deret Bilangan


Mungkin anda pernah melihat barisan bebek yang sedang berjalan. Tidak hanya bebek, bilangan pun bisa berbaris yang dikenal dengan istilah barisan bilangan.
Bilangan-bilangan yang diurutkan dengan pola (aturan) tertentu membentuk suatu barisan bilangan. Misalnya, barisan bilangan
a. 45, 50, 55, 60, 65, ..., 120
b. 3, 6, 9, 12, 15, ..., 30 dan
c. 5, 10, 15, 20, 25, ...,55.
Bilangan-bilangan yang membentuk suatu barisan bilangan disebut suku barisan. Misalnya, pada barisan bilangan genap 2, 4, 6, 8, ... suku ke-1 dari barisan tersebut adalah 2, suku ke-2 adalah 4, suku ke-3 adalah 6, dan seterusnya. Jadi, suatu barisan bilangan dapat dikatakan sebagai suatu barisan yang dibentuk oleh suku-suku bilangan.
Berdasarkan pola ketiga barisan tersebut, dapat diperoleh penjumlahan berikut.
a. 45 + 50 + 55 + 60 + 65,
b. 3 + 6 + 9 + 12 + 15,
c. 5 + 10 + 15 + 20 + 25.
Penjumlahan suku-suku dari barisan-barisan tersebut dinamakan deret. Oleh karena itu, jika U1, U2, U3, ..., Un adalah suatu barisan bilangan maka U1 + U2 + U3 + ... + Un dinamakan deret. Nanti kita akan mengenal  isitilah barisan dan deret aritmatika serta barisan dan deret geometri.

Penerapan Barisan Bilangan dalam kehidupan Sehari-hari

Coba perhatikan gambar di bawah ini.
Pada gambar di atas merupakan susunan segitiga yang dibuat dari kartu remi. Bisakah anda membuat susunan kartu remi seperti bentuk di atas. Untuk membuat hal seperti itu Anda harus membutuhkan kesabaran yang luar biasa dan tentunya jangan mudah menyerah. Saya kagum dengan hal tersebut karena orang tersebut mampu membuat susunan segitiga dengan kartu remi sampai 12 tingkat. Lalu apa hubungannya dengan barisan bilangan pada gambar di atas?
Tahukah anda berapa kartu remi yang diperlukan untuk membuat susunan seperti gambar di atas? Untuk menjawab soal tersebut anda harus memahami konsep barisan bilangan. Hal yang Anda harus lakukan untuk menjawab soal di atas adalah dengan cara mencari rumus suku ke n dari susunan kartu remi tersebut. Jika kita jabarkan maka akan terbentuk barisan bilangan seperti berikut seperti gambar berikut.

Untuk membuat susunan segitiga dengan:
1 tingkat = 3 kartu remi
2 tingkat = 9 kartu remi
3 tingkat = 18 kartu remi
4 tingkat = 30 kartu remi
Dan seterusnya.
Maka barisan bilangannya menjadi: 3, 9, 18, 30, . . .
Ternyata pola tersbut merupakan pola barisan geometri tingkat 2, yakni
U1 = 3 = ((3/2).1.0) + 3 = ((3/2).1.0) + (3.1)
U2 = 9 = ((3/2).2.1) + 6 = ((3/2).2.1) + (3.2)
U3 = 18 = ((3/2).3.2) + 9 = ((3/2).3.2) + (3.3)
U4 = 30 = ((3/2).4.3) + 12 = ((3/2).4.3) + (3.4)
Un = ((3/2).n.(n-1)) + 3n
Un = (3/2)n2 – (3/2)n + 3n
Un = (3/2)n2 + (3/2)n
Jadi kita dapat hitung berapa kartu remi yang diperlukan untuk membuat segitiga sampai 12 tingkat, yakni
Un = (3/2)n2 + (3/2)n
U12 = (3/2)122 + (3/2)12
U12 = 216 + 18
U12 = 234
Jadi untuk membuat segitiga dengan kartu remi sampai 12 tingkat diperlukan kartu sebanyak 234 buah kartu remi. Semoga artikel ini berguna buat anda yang mencoba mempelajari konsep deret dan barisan bilangan.

Cara Menghitung Barisan dan Deret Aritmatika

Nah pada kesempatan ini kita akan kembali membahas mengenai barisan dan deret bilangan, akan tetapi yang dibahas adalah barisan dan deret aritmatika. Apa itu barisan dan deret aritmatika?
Sebelumnya kita sudah membahas bahwa bilangan-bilangan yang diurutkan dengan pola (aturan) tertentu membentuk suatu barisan bilangan. Barisan bilangan yang suku berikutnya didapat dari penambahan suku sebelumnya dengan bilangan yang tetap (tertentu) dinamakan barisan aritmetika. Bilangan yang tetap itu dinamakan beda (dilambangkan dengan huruf b).
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai sesuatu yang menggunakan prinsip barisan aritmatika. Misalnya pada pemasangan meja di gedung DPR RI di Senayan seperti gambar berikut ini.
Cara Menghitung Barisan dan Deret Aritmatika
Pada gambar di atas tampak pada barisan ke-1 terdiri dari 4 buah meja, barisan ke-2 teridiri dari 5 buah meja, barisan ke-3 terdiri 6 buah meja dan begitu juga seterusnya. Sekarang, bisakah kamu menebak berapa ada meja pada barisan ke-7 dan jumlah semua meja tersebut dari barisan ke-1 sampai barisan ke-7? Untuk memjawab hal tersebut anda harus pahami terlebih dahulu konsep barisan dan deret aritmatika.
Sekarang coba perhatikan contoh barisan bilangan berikut ini.
a. 1, 3, 5, 7, 9, ..., Un,
b. 2, 4, 8, 16, 32, ..., Un.
Selisih dua suku berurutan pada barisan (a) selalu tetap, yaitu 2. Barisan bilangan yang demikian dinamakan barisan aritmetika. Adapun selisih dua suku berurutan pada barisan (b) tidak tetap. Barisan bilangan (b) bukan merupakan barisan aritmetika.
Pada barisan aritmetika, selisih dua suku berurutan dinamakan beda dan dilambangkan dengan b. Secara umum, barisan aritmetika didefinisikan sebagai berikut. Suatu barisan U1, U2, U3, ..., Un, Un + 1 dinamakan barisan aritmetika jika untuk setiap n bilangan asli memenuhi
Un + 1 – Un = Un – Un–1 = ... = U2 – U1 = b.
Suku ke-n barisan aritmetika dirumus kan sebagai berikut.
Un = a + (n – 1) b
Conto Soal 1
Tentukan suku ke-61 dari barisan bilangan 4, 8, 12, 16, . . Un
Penyelesaian:
a = 4 dan b = 4
sehingga Un = a + (n – 1)b
U61 = 4 + (61 – 1)4 = 4 + 240 = 244
Jadi, suku ke-61 dari barisan 4, 8, 12, 16, . . Un adalah 244.
Sekarang coba perhatikan kembali contoh barisan bilangan berikut ini.
1, 3, 5, 7, 9, ..., Un,
Jika dijumlahkan barisan tersebut, terbentuklah deret aritmetika sebagai
berikut.
1 + 3 + 5 + 7 + 9 + ... + Un
Jadi, deret aritmetika adalah jumlah suku-suku barisan dari barisan aritmetika. Sekarang, bagaimana cara menjumlahkan deret aritmetika tersebut?
Untuk deret aritmetika yang memiliki suku-suku deret yang sedikit mungkin masih mudah untuk menghitungnya. Sebaliknya, jika suku-suku deret tersebut sangat banyak, tentu kamu akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghitungnya. Rumus untuk menghitung jumlah suku-suku deret aritmetika adalah sebagai berikut.
Sn = (n/2)(a + Un)
Kita ketahui bahwa Un = a + (n – 1) b, rumus untuk jumlah dari deret aritmatika dapat ditulis sebagai berikut.
Sn = (n/2)(2a + (n – 1) b)
Contoh Soal 2
Diketahui deret aritmetika : 6 + 9 + 12 + 15 + 18 + ... + U10. Tentukan:
a. suku kesepuluh (U10) deret tersebut,
b. jumlah sepuluh suku pertama (S10).
Jawab :
Diketahui : a = 6 dan b = 3
a. Un = a + (n – 1) b maka
U10 = 6 + (10 – 1) 3
U10 = 6 + 9 · 3
U10 = 6 + 27
U10 = 33
Jadi, suku kesepuluh deret tersebut adalah 33.
b. Sn = (n/2)(a + Un) maka
S10 = (10/2)(6 + U10)
S10 = (10/2)(6 + 33)
S10 = 195
Jadi, jumlah sepuluh suku pertama deret tersebut adalah 195
Sekarang, kamu akan mempelajari sifat-sifat deret arimetika. Suatu deret aritmetika memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
(1) Jika diketahui deret aritmetika U1 + U2 + U3 + ... + Un maka
U2 – U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = ... = Un – Un – 1
(2) Jika U1, U2, dan U3 merupakan suku-suku deret aritmetika maka
2U2 = U1 + U3
(3) Jika Um dan Un adalah suku-suku deret aritmetika maka
Um = Un + (m – n)b
Contoh Soal 3
Tentukan nilai x jika suku-suku barisan x – 1, 2x – 8, 5 – x merupakan suku-suku deret geometri.
Jawab:
Diketahui :
U1 = x – 1
U2 = 2x – 8
U3 = 5 – x
2U2 = U1 + U3 maka
2 (2x – 8) = (x – 1) + (5 – x)
4x – 16 = x – 1 + 5 – x
4x – 16 = 4
4x = 20
x = 5
Jadi, nilai x sama dengan 5.
Contoh Soal
Dari suatu deret aritmetika diketahui bahwa suku keempatnya adalah 38 dan suku kesepuluhnya adalah 92. Tentukan:
a. beda deret aritmatika tersebut,
b. suku ketujuh deret aritmetika tersebut
Jawab:
a. Diketahui
U4 = 38
U10 = 92
Untuk mencari beda:
Um = Un + (m – n)b
92 = 38 + (10 – 4)b
92 – 38 = (10 – 4)b
54 = 6b
b = 54/6
b = 9
b. Diketahui:
U4 = 38
b = 9
Um = Un + (m – n)b maka
U7 = U4 + (7 – 4)b
U7 = 39 + (7 – 4)9
U7 = 39 + 27
U7 = 65

Cara Mencari Suku Ke-n dari Barisan Aritmatika

Dalam barisan aritmatika kita akan mengenal tingkatan-tingkatan barisan aritmatika. Mulai dari barisan aritmatika tingkat kesatu, tingkat kedua, tingkat ketiga, dan seterusnya. Dalam hal ini Mafia Online hanya membahas sampai barisan aritmatika tingkat ketiga. Rumus secara umum suku ke-n dari barisan artimatika:
Tingkat 1 => Un = an + b
Tingkat 2 => Un = an2 + bn + c
Tingkat 3 => Un = an3 + bn2 + cn + d
Barisan Aritmatika Tingkat Kesatu
Contoh barisan aritmatika tingkat kesatu yakni sebagai berikut.
a. 2, 4, 6, 8, 10, . . .
b. 3, 6, 9, 12, 15, . . .
Kenapa disebut sebagai barisan aritmatika tingkat kesatu? Karena selisih dua suku yang berdekatan memiliki nilai sama berada pada tingkat pertama. Perhatikan gambar di bawah ini.

Untuk mencari rumus ke-n dari barisan aritmatika tingkat kesatu, silahkan perhatikan uraian berikut ini. Kita ketahui bahwa rumus umum untuk mencari suku ke-n dari barisan aritmatika tingkat kesatu yakni:
Un = an + b
maka:
U1 = a + b
U2 = 2a + b
U3 = 3a + b
U4 = 4a + b
Jika kita buat dalam barisan aritmatika maka akan tampak seperti berikut.
Dari gambar di atas terlihat bahwa selisih antara U2 dengan U1, U3 dengan U2, dan U4 dengan U3 adalah a.
Contoh Soal 1
Tentukan rumus suku ke-n dari barisan aritmatika 6, 9, 12, 15, 18, . . .
Penyelesaian:
Dari gambar di atas maka:
a = 3
a + b = 6
3 + b = 6
b = 3
Un = an + b
Un = 3n + 3
Jadi, rumus suku ke-n dari barisan aritmatika 6, 9, 12, 15, 18, . . . adalah Un = 3n + 3
Barisan Aritmatika Tingkat Kedua
Contoh barisan aritmatika tingkat kedua sebagai berikut.
a. 1, 3, 7, 13, 21, . . .
b. 5, 6, 10, 17, 27, . . .
c. 4, 6, 13, 25, 42, . . .
Selisih dua suku yang berdekatan yang bernilai sama berada pada tingkatan yang kedua. Perhatikan gambar di bawah ini.
Untuk mencari suku ke-n dari barisan aritmatika tingkat 2, silahkan perhatikan uraian berikut ini.
Un = an2 + bn + c 
U1 = a(1)2 + b(1) + c = a + b + c
U2 = a(2)2 + b(2) + c = 4a + 2b + c
U3 = a(3)2 + b(3) + c = 9a + 3b + c
U4 = a(4)2 + b(4) + c = 16a + 4b + c
Jika dibuat dalam bentuk barisan maka akan tampak seperti berikut.
Dengan menggunakan barisan bertingkat maka barisan aritmatika 1, 3, 7, 13, 21, . . . akan diperoleh seperti berikut
Maka:
a + b + c = 1
3a + b = 2
2a = 2
Dengan metode substitusi maka diperoleh:
a = 1, b = – 1  dan c = 1 maka
Un = an2 + bn + c
Un = 1n2 + (– 1)n + 1
Un = n2 – n + 1
Jadi rumus untuk menentukan nilai a, b, dan c pada barisan aritmatika tingkat 2 yakni:
a + b + c = U1
3a + b = Ut1
2a = Ut2
Contoh Soal 2
Tentukan rumus suku ke-n dari barisan aritmatika 4, 6, 13, 25, 42, . . .
Penyelsaian:
2a = 5
a = 5/2
3a + b = 2
3(5/2) + b = 2
15/2 + b = 2
b = 4/2 – 15/2
b = – 11/2
a + b + c = 4
5/2 – 11/2 + c = 8/2
c = 8/2 – 5/2 + 11/2
c = 14/2
Un = an2 + bn + c
Un = (5/2)n2 – (11/2)n + 14/2
Un = ½ (5n2 – 11n + 14)
Barisan Aritmatika Tingkat Ketiga
Contoh barisan aritmatika tingkat 3 sebagai berikut.
a. 1, 3, 7, 15, 29, . . .
b. 1, 2, 4, 10, 23, . . .
Selisih dua suku yang berdekatan memiliki nilai sama berada pada tingkatan yang ketiga. Perhatikan gambar di bawah ini.
Dengan cara yang sama seperti cara mencari rumus suku ke-n aritmatika tingkat kedua, maka akan diperoleh rumus untuk mencari a, b, c dan d yakni:
a + b + c + d = U1
7a + 3b + c = Ut1
12a + 2b = Ut2
6a = Ut3
Contoh Soal 3
Tentukan rumus suku ke-n dari barisan aritmatika 1, 3, 7, 15, 29, . . .
Penyelesaian:
6a = 2
a = 1/3
12a + 2b = 2
4 + b = 2
b = – 2
7a + 3b + c = 2
7/3 – 6 + c = 2
c = 6/3 + 18/3 – 7/3
c = 17/3
a + b + c + d = 1
1/3 – 2 + 17/3 + d = 1
d = 3/3 – 1/3 + 6/3 – 17/3
d = – 9/3 = – 3
Un = (1/3)n3 – 2n2 + (17/3)n – 3
Un = (1/3)(n3 – 6n2 + 17n – 9)

 Cara Menghitung Barisan Geometri

Mungkin anda pernah mendengar penyakit diare. Salah satu penyebab penyakit diare adalah Bakteri Escherichia coli. Bakteri ini berkembang biak dengan cara membelah diri menjadi dua tiap setiap 15 menit. Jadi bakteri jenis ini akan menjadi dua kali lipat setiap 15 menit. Jika ada 10 bakteri maka dalam 15 menit banyak bakteri tersebut ada 20 dan dalam 30 menit bakteri tersebut menjadi 40. Berapa banyak bakteri tersebut dalam 10 jam?
Bakteri E Coli membelah diri tiap 15 menit 
Untuk menjawab pertanyaan tersebut anda harus menguasai konsep barisan dan deret geometri. Apa itu barisan geometri dan apa itu deret geometri? Barisan geometri adalah barisan bilangan yang mempunyai rasio tetap antara dua suku barisan yang berurutan. Berbeda dengan barisan aritmetika, selisih antarsuku barisan disebut rasio (dilambangkan dengan r). Artinya, suku barisan ditentukan oleh perkalian atau pembagian oleh suatu bilangan tetap dari suku barisan sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya silahkan lihat contoh barisan berikut ini.
a. 3, 9, 27, 81,
b. 16, 8, 4, 2,
c. 2, 8, 24, 120.
Pada barisan (a) tampak bahwa 9/3 = 27/9 = 81/27 = 3. Jadi, perbandingan dua suku yang berurutan pada barisan tersebut sama, yaitu 3. Demikian pula barisan (b) memiliki perbandingan yang sama untuk dua suku yang berurutan, yaitu ½. Barisan bilangan (a) dan (b) dinamakan barisan geometri. Adapun perbandingan dua suku yang berurutan pada barisan (c) tidak sama. Barisan (c) bukan merupakan barisan geometri.
Uraian tersebut memperjelas bahwa barisan geometri memiliki rasio tetap. Jika r bernilai lebih besar dari 1, barisan geometri tersebut merupakan barisan geometri naik. Adapun jika r lebih kecil dari 1, barisan geometri tersebut merupakan barisan geometri turun. Rumus suku ke-n barisan geometri adalah sebagai berikut.
Un = apn–1
Sekarang kita akan dapat hitung berapa jumlah bakteri Escherichia coli dalam 10 jam jika pada awalnya ada 10 bakteri kemudian membelah tiap 15 menit. Kita konversi terlebih dahulu 10 jam menjadi menit, di mana dalam 10 jam sama dengan 600 menit. Maka dalam 600 menit bakteri sudah membelah diri sebanyak 40 kali. Maka:
a = 10
r = 2
n = 40
Un = apn–1
Un = 10.240–1
Un = 10.239
Un = 5.497.558.138.880 atau 5,5 x 1012
Jadi dalam 10 jam akan ada bakteri sebanyak 5,5 milyar. Wow banyak sekali ya. Jadi biasakan cuci tangan sebelum makan agar terhindar dari bakteri Escherichia coli.

Cara Menghitung Deret Geometri

Sekarang perhatikan pernyataan berikut ini. Iwan ingin menabung di bank dengan setoran awal sebesar Rp 100.000,00. Tiap bulannya Iwan menabung 2 kali lipat dari setoran sebelumnya. Berapa jumlah uang yang sudah ditabungkan Iwan selama 1 tahun?
Untuk menjawab soal tersebut anda harus memahami terlebih dahulu konsep deret geometri. Apa itu deret geometri? Sama seperti deret aritmetika, deret geometri pun merupakan jumlah suku-suku dari suatu barisan geometri. Coba kamu perhatikan barisan geometri berikut ini.
1, 3, 9, 27, 81, ..., Un
Jika kamu menjumlahkan suku-suku barisan geometri tersebut, diperoleh
1 + 3 + 9 + 27 + 81 + ... +Un
Bentuk seperti ini disebut sebagai deret geometri.
Rumus jumlah suku-suku deret geometri dapat dinyatakan sebagai berikut.
Sn = a(1-rn)/(1-r)
atau
Sn = a(rn - 1)/(r-1)
Sekarang kita akan jawab berapa jumlah uang yang sudah ditabungkan iwan selama 1 tahun (12 bulan).
Diketahui:
a = Rp. 100.000,00
r = 2
n = 12
Ditanyakan:
U12 = ?
Jawab:
Sn = a(rn - 1)/(r-1)
S12 = 100.000(212 - 1)/(2-1)
S12 = 100.000(4.096 - 1)/(1)
S12 = 100.000(4.095)
S12 = 409.500.000
Jadi jumlah tabungan Iwan dalam 1 tahun adalah Rp. 409.500.000. Wow keren kan kalau anda bisa menabung seperti itu. Dalam 1 tahun saja anda sudah bisa beli rumah.
Agar kamu lebih paham deret geometri, coba pelajari contoh-contoh soal berikut.
Contoh Soal
Diketahui barisan geometri : 3, 6, 12, 24, 48, ..., Un. Tentukan jumlah tujuh suku pertamanya (S7).
Jawab:
Diketahui:
a = 3
r = 2
n = 7
Ditanyakan:U7 = ?
Jawab:
Sn = a(rn - 1)/(r-1)
S7 = 3(27 - 1)/(2-1)
S7 = 381
Jadi, jumlah tujuh suku pertamanya adalah 381

Tidak ada komentar:

Posting Komentar