Kedudukan Dua Garis (Sejajar, Berpotongan, Berimpit, dan Bersilangan)
Dua garis sejajar
Pernahkah Anda memerhatikan rel atau lintasan kereta api? Apabila kita perhatikan lintasan kereta api tersebut, jarak antara dua rel akan selalu tetap (sama) dan tidak pernah saling berpotongan antara satu dengan lainnya. Apa yang akan terjadi jika jaraknya berubah? Apakah kedua rel itu akan berpotongan?
Berdasarkan gambaran tersebut, selanjutnya apabila dua buah rel kereta api kita anggap sebagai dua buah garis, maka dapat kita gambarkan seperti gambar di bawah ini.
Garis
m dan garis n di atas, jika diperpanjang sampai tak berhingga maka kedua garis
tidak akan pernah berpotongan. Keadaan seperti ini dikatakan kedua garis
sejajar. Dua garis sejajar dinotasikan dengan “//”.
Dua garis atau lebih dikatakan sejajar apabila garis-garis tersebut terletak pada satu bidang datar dan tidak akan pernah bertemu atau berpotongan jika garis tersebut diperpanjang sampai tak berhingga.
Pernahkah Anda memerhatikan rel atau lintasan kereta api? Apabila kita perhatikan lintasan kereta api tersebut, jarak antara dua rel akan selalu tetap (sama) dan tidak pernah saling berpotongan antara satu dengan lainnya. Apa yang akan terjadi jika jaraknya berubah? Apakah kedua rel itu akan berpotongan?
Berdasarkan gambaran tersebut, selanjutnya apabila dua buah rel kereta api kita anggap sebagai dua buah garis, maka dapat kita gambarkan seperti gambar di bawah ini.
Dua garis atau lebih dikatakan sejajar apabila garis-garis tersebut terletak pada satu bidang datar dan tidak akan pernah bertemu atau berpotongan jika garis tersebut diperpanjang sampai tak berhingga.
Dua garis berpotongan
Agar Anda memahami pengertian garis berpotongan, perhatikan gambar di bawah ini.
Agar Anda memahami pengertian garis berpotongan, perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar
di atas tersebut menunjukkan gambar kubus ABCD.EFGH. Amatilah garis AB dan garis BC. Tampak
bahwa garis AB dan BC berpotongan di titik B dimana keduanya terletak pada
bidang ABCD. Dalam hal ini garis AB dan
BC dikatakan saling berpotongan.
Dua garis berimpit
Agar Anda memahami pengertian garis berimpit, perhatikan gambar di bawah ini.
Pada
Gambar di atas menunjukkan garis AB dan garis CD yang saling menutupi, sehingga
hanya terlihat sebagai satu garis lurus saja. Dalam hal ini dikatakan kedudukan
masing-masing garis AB dan CD terletak pada satu garis lurus. Kedudukan garis yang
demikian dinamakan pasangan garis yang berimpit.
Dua garis dikatakan saling berimpit apabila garis tersebut terletak pada satu garis lurus, sehingga hanya terlihat sebagai satu garis lurus saja.
Agar Anda memahami pengertian garis berimpit, perhatikan gambar di bawah ini.
Dua garis dikatakan saling berimpit apabila garis tersebut terletak pada satu garis lurus, sehingga hanya terlihat sebagai satu garis lurus saja.
Dua garis bersilangan
Agar Anda memahami pengertian garis bersilangan, perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar di
atas menunjukkan sebuah balok ABCD.EFGH. Perhatikan garis AC dan garis HF. Tampak
bahwa kedua garis tersebut tidak terletak pada satu bidang datar. Garis AC
terletak pada bidang ABCD, sedangkan garis HF terletak pada bidang EFGH.
Selanjutnya apabila kedua garis tersebut, masing-masing diperpanjang, maka
kedua garis tidak akan pernah bertemu. Dengan kata lain, kedua garis itu tidak mempunyai
titik potong. Kedudukan garis yang demikian dinamakan pasangan garis yang
saling bersilangan.
Agar Anda memahami pengertian garis bersilangan, perhatikan gambar di bawah ini.
Dua garis dikatakan bersilangan apabila garis-garis tersebut tidak terletak pada satu bidang datar dan tidak akan berpotongan apabila diperpanjang.
Garis Horizontal dan Garis Vertikal
Perhatikan gambar di bawah ini.
Sifat-Sifat Garis Sejajar
Pada
gambar di bawah ini, melalui dua buah titik yaitu titik A dan titik B dapat
dibuat tepat satu garis, yaitu garis m. Selanjutnya, apabila dari titik C di
luar garis m dibuat garis sejajar garis m yang melalui titik tersebut, ternyata
hanya dapat dibuat tepat satu garis, yaitu garis n.
Berdasarkan
uraian di atas, secara umum diperoleh sifat sebagai berikut. Melalui satu titik
di luar sebuah garis dapat ditarik tepat satu garis yang sejajar dengan garis
itu.
Selanjutnya
perhatikan gambar di bawah ini. Pada gambar di bawah diketahui garis m sejajar
dengan garis n (m // n) dan garis l memotong garis m di titik P. Apabila garis
l yang memotong garis m di titik P diperpanjang maka garis l akan memotong
garis n di satu titik, yaitu titik Q.
Jika sebuah garis
memotong salah satu dari dua garis yang sejajar maka garis itu juga akan
memotong garis yang kedua.
Sekarang,
perhatikan Gambar di bawah ini. Pada gambar tersebut, mula-mula diketahui garis
k sejajar dengan garis l dan garis m. Tampak bahwa garis k sejajar dengan garis
l atau dapat ditulis k // l dan garis k sejajar dengan garis m, ditulis k // m.
Karena k // l dan k // m, maka l // m. Hal ini berarti bahwa garis l sejajar
dengan garis m.
Perbandingan Segmen Garis
Pada dasarnya
materi perbandingan segmen garis hampir sama dengan perbandingan senilai atau
seharga yang sudah diulas pada Materi matematika kelas VII Semester Ganjil pada
postingan yang berjudul Cara Menghitung Perbandingan Seharga (senilai).
Sebuah
garis dapat dibagi menjadi n bagian yang sama panjang atau
dengan perbandingan tertentu. Perhatikan Gambar di bawah ini.
Gambar
tersebut menunjukkan garis PQ dibagi menjadi 5 bagian yang sama panjang, sehingga
PK = KL = LM = MN = NQ. Jika dari titik K, L, M, N, dan Q ditarik garis
vertikal ke bawah, sedemikian sehingga PA = AB = BC = CD = DE maka diperoleh
sebagai berikut.
- PM :
MQ = 3 : 2
PC : CE = 3 : 2
maka
PM : MQ = PC : CE - QN :
NP = 1 : 4
ED : DP = 1 : 4
maka,
QN : NP = ED : DP - PL :
PQ = 2 : 5
PB : PE = 2 : 5
maka
PL : PQ = PB : PE - QL :
QP = 3 : 5
EB : EP = 3 : 5
maka:
QL : QP = EB : EP
Berdasarkan
uraian tersebut, secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut. Pada Δ ABC di bawah ini berlaku perbandingan sebagai
berikut.
- AD : DB = AE : EC atau AD/ DB = AE / EC
- AD : AB = AE : AC atau AD / AB = AE / AC
- BD : DA = CE : EA atau BD / DA = CE / EA
- BD : BA = CE : CA atau BD / BA = CE / CA
- AD : AB = AE : AC = DE : BC atau AD / AB = AE / AC = DE / BC
Contoh
soal tentang perbandingan garis
Pada
gambar di atas, diketahui QR // TS. Jika PR = 15 cm, PQ = 12 cm,
dan PS
= 10 cm, tentukan
- panjang PT;
- perbandingan panjang TS dan QR.
Penyelesaian:
- PS/PR
= PT/PQ
10 cm/15 cm = PT / 12 cm
PT = 10x 12/15 cm
PT = 120 cm/15
PT = 8 cm
Jadi, panjang PT = 8 cm. - PT /
PQ = TS/QR
8/12 = TS/QR
2/3 = TS/QR
Jadi, TS : QR = 2 : 3.
Pengertian Sudut dan Besar Sudut
Mungkin
Anda tidak asing dengan istilah "sudut". Misalnya anda mengarahkan
lemparan anda dengan sudut lempara 20 derajat. Tahukah anda apa
pengertian sudut?
Pengertian Sudut
Agar kalian dapat memahami pengertian sudut, coba amati ujung sebuah meja, pojok sebuah pintu, atau jendela, berbentuk apakah ujung tersebut? Ujung sebuah meja atau pojok pintu dan jendela adalah salah satu contoh sudut.
Sekarang perhatikan gambar di bawah ini. Suatu sudut dapat dibentuk dari suatu sinar yang diputar
pada pangkal sinar. Sudut ABC pada gambar di samping adalah sudut yang dibentuk
BC yang diputar dengan pusat B sehingga BC berputar sampai BA
Ruas
garis BA dan BC disebut kaki sudut, sedangkan titik pertemuan kaki-kaki sudut
itu disebut titik sudut. Daerah yang dibatasi oleh kaki-kaki sudut, yaitu
daerah ABC disebut daerah sudut. Untuk selanjutnya, daerah sudut ABC disebut
besar sudut ABC. Sudut dinotasikan dengan “ ° ”.
Sudut pada Gambar di atas dapat diberi nama
Agar kalian dapat memahami pengertian sudut, coba amati ujung sebuah meja, pojok sebuah pintu, atau jendela, berbentuk apakah ujung tersebut? Ujung sebuah meja atau pojok pintu dan jendela adalah salah satu contoh sudut.
a.
sudut ABC atau ∠ABC;
b.
sudut CBA atau ∠CBA;
c.
sudut B atau ∠B.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sudut adalah daerah yang dibentuk oleh pertemuan antara dua buah sinar atau dua buah garis lurus.
Besar Sudut
Besar suatu sudut dapat dinyatakan dalam satuan derajat (°), menit (‘), dan detik (“). Perhatikan jarum jam pada sebuah jam dinding. Untuk menunjukkan waktu 1 jam, maka jarum menit harus berputar 1 putaran penuh sebanyak 60 kali, atau dapat ditulis 1 jam = 60 menit. Adapun untuk menunjukkan waktu 1 menit, jarum detik harus berputar 1 putaran penuh sebanyak 60 kali, atau dapat ditulis 1 menit = 60 detik.
Besar suatu sudut dapat dinyatakan dalam satuan derajat (°), menit (‘), dan detik (“). Perhatikan jarum jam pada sebuah jam dinding. Untuk menunjukkan waktu 1 jam, maka jarum menit harus berputar 1 putaran penuh sebanyak 60 kali, atau dapat ditulis 1 jam = 60 menit. Adapun untuk menunjukkan waktu 1 menit, jarum detik harus berputar 1 putaran penuh sebanyak 60 kali, atau dapat ditulis 1 menit = 60 detik.
Hal
ini juga berlaku untuk satuan sudut. Hubungan antara derajat (°), menit (‘), dan detik (“) dapat dituliskan sebagai berikut.
1° = 60’
atau 1’ = (1/60)°
1’ = 60”
atau 1” = (1/60)’
1° = 60
x 60” = 3.600” atau 1’ = (1/3.600)°
Contoh
soal
Tentukan
kesamaan besar sudut
berikut.
- 5o ° = ...’
- 8’ = ...”
- 45,6o ° = ...o ...’
- 48°48’ = ...o
Penyelesaian:
- Karena 1° = 60’ maka 5° = 5 x 60’ = 300’
- Karena 1’ = 60” maka 8’ = 8 x 60” = 480”
- 45,6° = 45° + 0,6°45,6° = 45° + (0,6 x 60’)45,6° = 45° + 36’45,6° = 45°36’
- 48°48’ = 48° + 48’48°48’ = 48° + (48/60)°48°48’ = 48° + 0,8°48°48’ = 48,8°
Jenis-Jenis Sudut
Secara umum, kita mengenal ada lima jenis sudut, adapun kelima jenis sudut tersebut adalah sebagai berikut- sudut siku-siku;
- sudut lurus;
- sudut lancip;
- sudut tumpul;
- sudut refleks.
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh kedua jarum jam jika jam menunjukkan pukul 9.00. Ternyata pada pukul 9.00, kedua jarum jam membentuk sudut siku-siku. Sudut siku-siku adalah sudut yang besarnya 90°.
Sekarang, putarlah jarum jam pendek ke angka 6, dengan jarum jam panjang tetap di angka 12. Tampak bahwa kedua jarum jam membentuk sudut lurus. Jika kalian perhatikan, sudut lurus dapat dibentuk dari dua buah sudut siku-siku yang berimpit. Sudut lurus adalah sudut yang besarnya 180°.
Selain sudut siku-siku dan sudut lurus, masih terdapat sudut yang besarnya antara 0° dan 90°, antara 90° dan 180°, serta lebih dari 180°.- Sudut yang besarnya antara 0° dan 90° disebut sudut lancip.
- Sudut yang besarnya antara 90° dan 180° disebut sudut tumpul.
- Sudut yang besarnya lebih dari 180° dan kurang dari 360° disebut sudut refleks.
Hubungan Antarsudut (Pelurus, Penyiku, dan Bertolak Belakang)
Pasangan Sudut
yang Saling Berpelurus (Bersuplemen)
Perhatikan gambar di bawah.
Garis AB merupakan garis
lurus, sehingga besar ∠AOB = 180°. Pada garis AB, dari titik O dibuat
garis melalui C, sehingga terbentuk ∠AOC dan ∠BOC.
∠AOC merupakan pelurus atau suplemen dari ∠BOC. Demikian pula sebaliknya, ∠BOC merupakan pelurus atau suplemen ∠AOC, sehingga diperoleh:
Perhatikan gambar di bawah.
∠AOC merupakan pelurus atau suplemen dari ∠BOC. Demikian pula sebaliknya, ∠BOC merupakan pelurus atau suplemen ∠AOC, sehingga diperoleh:
∠AOC + ∠BOC = ∠AOB
a° + b° = 180°
atau dapat ditulis:
a° = 180° – b° atau
b° = 180° – a°.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Jumlah dua sudut yang saling berpelurus (bersuplemen) adalah 180°. Sudut yang satu merupakan pelurus dari sudut yang lain.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Jumlah dua sudut yang saling berpelurus (bersuplemen) adalah 180°. Sudut yang satu merupakan pelurus dari sudut yang lain.
Contoh Soal
Perhatikan gambar di bawah ini.
Hitunglah nilai a°
dan tentukan pelurus dari sudut a°.
Penyelesaian:
Berdasarkan gambar diperoleh bahwa
3a°
+ 2a° = 180°
5a°
= 180°
a°
= 180°/5
a°
= 36
Pelurus sudut a° = 180° – 36° = 144°.
Pasangan Sudut
yang Saling Berpenyiku (Berkomplemen)
Perhatikan gambar di bawah ini.
Perhatikan gambar di bawah ini.
∠PQS + ∠RQS = ∠PQR
x° + y° = 90°,
dengan
x° = 90° – y° dan
y° = 90° – x°.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Jumlah dua sudut yang saling berpenyiku (berkomplemen) adalah 90°. Sudut yang satu merupakan penyiku dari sudut yang lain.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Jumlah dua sudut yang saling berpenyiku (berkomplemen) adalah 90°. Sudut yang satu merupakan penyiku dari sudut yang lain.
Contoh Soal
Perhatikan gambar di bawah.
Perhatikan gambar di bawah.
Berdasarkan gambar di atas hitunglah nilai x°; berapakah penyiku sudut x°; dan berapakah pelurus dari penyiku x°?
Penyelesaian:
x° + 3 x° = 90°
4 x° = 90°
x° = 22,5°
penyiku dari x° = 90° - 22,5° = 67,5°
pelurus dari penyiku x° = 180° - 67,5° = 112,5°
Pasangan Sudut
yang Saling Bertolak Belakang
Perhatikan gambar di bawah ini.
Pada gambar di atas, garis KM dan LN saling
berpotongan di titik O. Dua sudut yang letaknya saling membelakangi disebut dua
sudut yang saling bertolak belakang, sehingga diperoleh sudut KON bertolak
belakang dengan sudut LOM; dan sudut NOM bertolak belakang dengan sudut KOL.
Bagaimana besar sudut yang saling bertolak belakang? Agar dapat menjawabnya, perhatikan uraian berikut.
Perhatikan gambar di bawah ini.
Bagaimana besar sudut yang saling bertolak belakang? Agar dapat menjawabnya, perhatikan uraian berikut.
∠KOL + ∠LOM = 180° (berpelurus)
∠LOM = 180° – ∠KOL
........................... (i)
∠NOM + ∠LOM = 180° (berpelurus)
∠LOM = 180° – ∠MON
......................... (ii)
Dari persamaan (i) dan (ii) diperoleh:
∠LOM = ∠LOM
180° – ∠KOL = 180° – ∠MON
∠NOM =∠KOL
Jadi, besar ∠KOL = besar ∠MON.
∠MON + ∠KON = 180° (berpelurus)
∠MON = 180° – ∠KON
........................... (a)
∠MON + ∠LOM = 180° (berpelurus)
∠MON = 180° – ∠LOM
......................... (b)
Dari persamaan (a) dan (b) diperoleh:
∠MON = ∠MON
180° – ∠KON = 180° – ∠LOM
∠LOM =∠KON
Jadi, besar ∠KON = besar ∠LOM.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Jika dua garis berpotongan maka dua sudut yang letaknya saling membelakangi titik potongnya disebut dua sudut yang bertolak belakang. Dua sudut yang saling bertolak belakang adalah sama besar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Jika dua garis berpotongan maka dua sudut yang letaknya saling membelakangi titik potongnya disebut dua sudut yang bertolak belakang. Dua sudut yang saling bertolak belakang adalah sama besar.
Contoh Soal
Perhatikan gambar di bawah ini.
Diketahui besar ∠SOP = 45°.
Tentukan besar ∠ROQ, ∠SOR, dan ∠POQ.Penyelesaian:
Diketahui:
∠SOP = 45°
∠SOP = 45°
∠ROQ = ∠SOP (bertolak belakang)
∠ROQ = 45°
∠SOP + ∠SOR = 180° (berpelurus)
∠ROQ = 45°
∠SOP + ∠SOR = 180° (berpelurus)
45° + ∠SOR = 180°
∠SOR = 180° – 45°
∠SOR = 135°
∠POQ = ∠SOR (bertolak
belakang)
∠POQ = 135°Hubungan Sudut Jika Dua Garis Sejajar Dipotong Garis
Sudut-Sudut Sehadap dan Berseberangan
Sekarang coba perhatikan gambar di bawah ini.
Sekarang coba perhatikan gambar di bawah ini.
Pada
gambar di atas, garis m // n dan dipotong oleh garis l. Titik potong garis l
terhadap garis m dan n berturut-turut di titik P dan titik Q.
Pada gambar di atas, tampak bahwa sudut P2 dan sudut Q2 menghadap arah yang
sama. Demikian juga sudut P1 dan sudut Q1, sudut P3 dan sudut Q3, serta sudut
P4 dan sudut Q4. Sudut-sudut yang demikian dinamakan sudut-sudut sehadap. Sudut
sehadap besarnya sama.
Jika
dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain maka akan terbentuk empat
pasang sudut sehadap yang besarnya sama. Jadi, dapat dituliskan
∠P1
sehadap dengan ∠Q1 dan ∠P1 = ∠Q1;
∠P2
sehadap dengan ∠Q2 dan ∠P2 = ∠Q2;
∠P3
sehadap dengan ∠Q3 dan∠P3 = ∠Q3;
∠P4
sehadap dengan ∠Q4 dan ∠P4 = ∠Q4.
Contoh
soal dan Pembahasan tentang Sudut-Sudut Sehadap
Perhatikan
gambar di bawah ini.
a.
Sebutkan pasangan sudut-sudut sehadap.
b. Jika
besar ∠K1
= 102°, tentukan besar
- ∠L1;
- ∠K2;
- ∠L2.
Penyelesaian
a.
Berdasarkan gambar di samping diperoleh
∠K1
sehadap dengan ∠L1
∠K2
sehadap dengan ∠L2
∠K3
sehadap dengan ∠L3
∠K4
sehadap dengan ∠L4
b. Jika∠K1
= 102° maka
- ∠L1 = ∠K1 (sehadap) = 102°
- ∠K2 = 180° – ∠K1 (berpelurus) = ∠K2 = 180° – 102° = ∠K2 = 78°
- ∠L2 = ∠K2 (sehadap) = ∠L2 = 78o
Sekarang perhatikan
gambar di bawah ini.
Pada gambar tersebut besar ∠P3 = ∠Q1 dan ∠P4 = sudut Q2. Pasangan sudut P3 dan sudut 1,
serta sudut P4 dan sudut Q2 disebut sudut-sudut dalam berseberangan. Jika dua
buah garis sejajar dipotong oleh garis lain, besar sudut-sudut dalam berseberangan
yang terbentuk adalah sama besar.
Sekarang
perhatikan pasangan sudut P1 dan sudut Q3, serta sudut P2 dan sudut Q4.
Pasangan sudut tersebut adalah sudut-sudut luar berseberangan, di mana sudut P1
= sudut Q3 dan sudut P2 = sudut Q4. Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh
garis lain maka besar sudut-sudut luar berseberangan yang terbentuk adalah sama
besar.
Contoh
soal dan Pembahasan tentang Sudut-Sudut Berseberangan
Perhatikan
gambar di atas.
a.
Sebutkan pasangan sudut- sudut dalam berseberangan.
b. Jika ∠A1 = 75°, tentukan besar: ∠A2; ∠A3; dan ∠B4.
Penyelesaian:
a. Pada
gambar di atas diperoleh
∠A1 dalam berseberangan dengan ∠B3;
∠A2 dalam berseberangan dengan ∠B4.
b. Jika ∠A1 = 75° maka:
∠A2 = 180°– sudut A1 (berpelurus)
∠A2 = 180°
– 75°
∠A2 = 105°
∠A3 = ∠A1 (bertolak belakang) = 75°
∠B4 = ∠A2 (dalam berseberangan) = 105°
Sudut-Sudut Dalam Sepihak dan Luar Sepihak
Sekarang perhatikan
gambar di bawah ini.
Perhatikan
Gambar di atas. Pada gambar tersebut garis m // n dipotong oleh garis l di
titik P dan Q. Perhatikan sudut P3 dan sudut Q2. Kedua sudut tersebut terletak
di dalam garis m dan n serta terhadap garis l keduanya terletak di sebelah
kanan (sepihak). Pasangan sudut tersebut dinamakan sudut-sudut dalam
sepihak. Dengan demikian diperoleh:
- ∠P3 dalam sepihak dengan ∠Q2;
- ∠P4 dalam sepihak dengan ∠Q1.
Sebelumnya
telah sudah posting bahwa:
∠P3 = ∠Q3 (sehadap) dan
∠P2 = ∠Q2 (sehadap).
Padahal ∠2 = 180° – ∠P3 (berpelurus), sehingga
∠Q2 = ∠P2 = 180° – ∠P3 atau
∠P3 + ∠Q2 = 180°
Tampak
bahwa jumlah ∠P3 dan ∠Q2 adalah 180°.
Jika
dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain maka jumlah sudut-sudut dalam
sepihak adalah 180°. Dengan cara yang sama, dapat dibuktikan bahwa ∠P4 + ∠Q1 = 180°.
Contoh
Soal dan Pembahasan Tentang Sudut-Sudut Dalam Sepihak
Pada
Gambar di atas, garis p // q dan garis r memotong garis p dan q di titik R dan
S.
a.
Tentukan pasangan sudut-sudut dalam sepihak.
b. Jika ∠S1 = 120°, tentukan ∠R2 dan ∠R3.
Penyelesaian:
a.
Berdasarkan gambar di samping diperoleh
∠R2
dalam sepihak dengan ∠S1;
∠R3 dalam sepihak dengan ∠S4.
b. Jika ∠S1 = 120° maka
∠R2 + ∠S1 = 180° (dalam sepihak)
∠R2 = 180° – ∠S1
∠R2 = 180° – 120°
∠R2 = 60°
∠R3 =∠S1 (dalam berseberangan)
∠R3 = 120°
Sekarang perhatikan gambar di bawah ini.
Perhatikan
kembali ∠P1 dengan ∠Q4 dan ∠P2 dengan ∠Q3 pada Gambar di
atas. Pasangan sudut tersebut disebut sudut-sudut luar sepihak. Akan kita
buktikan bahwa: ∠P1 + ∠Q4 = 180°.
∠ P1 + ∠ P4 = 180o (berpelurus)
Padahal ∠ P4 = ∠ Q4 (sehadap).
Terbukti
bahwa ∠ P1 + ∠ Q4 = 180°.
Jika
dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain maka jumlah sudut-sudut luar
sepihak adalah 180°.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar